Headlines

Rahim Puisi Yang Gugur

Rahim Puisi Yang Gugur

Puisi Oleh AK | JAKARTA

Akejira...
Kemarilah sebentar saja
Mari kita bicara prihal pulang
Jika tak dengan lapang
Maka yang paling mungkin,
Ikhlaskan lah kedua bola matamu untuk sekedar membaca sajak-sajak lampau,
Dan saat ini yang mungkin menjadi sajak penutup dari segala perjalanan tentangmu

Barangkali,
Tulisan ini tak seindah nyanyian masnawi
Sehingga kau tak perlu logika filsafat untuk mengerti
Larutkan saja diri,
Lalu pahami untuk sekedar mencari kemurnian diri

Tak apa bila tak fasih,
Bacalah!
Lalu rasakan doa-doa lama yang lalai terucap di bibir yang melampaui batas
Hingga menyadari bahwa kita telah keliru memandu segala niat untuk selalu berjalan lurus

Bacalah sekali lagi!
Dan mulailah merenungkan namamu yang selalu agung di rahim puisi
Sampai kau kembali mendengar dariku ucapan-ucapan,
Yang terdengar seperti setengah doa dan setengah kutukan

Lalu ketika kamu hendak selesai membaca,
Saat ketika kita telah temukan dua arah yang berbeda
Bayangkan sekali lagi semua peristiwa lampau
Dan wajah-wajah yang penuh amarah dariku,
Dan ucapan cacian yang tak henti dari bibirku,
Datang sebagai akibat dari sebab semua itu

Sampai di sini,
Kau berhak pulang dan merayakan semua ini
Biarkan aku di sini untuk terus mencari selaksa cinta dan mimpi-mimpi yang hilang dalam diri
Selamat merawat kebahagianmu dan sampai bertemu kembali sebagai dua insan yang dulu, mungkin saling mencintai

Jakarta, 01 Agustus 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *