Akejira... Kemarilah sebentar saja Mari kita bicara prihal pulang Jika tak dengan lapang Maka yang paling mungkin, Ikhlaskan lah kedua bola matamu untuk sekedar membaca sajak-sajak lampau, Dan saat ini yang mungkin menjadi sajak penutup dari segala perjalanan tentangmu
Barangkali, Tulisan ini tak seindah nyanyian masnawi Sehingga kau tak perlu logika filsafat untuk mengerti Larutkan saja diri, Lalu pahami untuk sekedar mencari kemurnian diri
Tak apa bila tak fasih, Bacalah! Lalu rasakan doa-doa lama yang lalai terucap di bibir yang melampaui batas Hingga menyadari bahwa kita telah keliru memandu segala niat untuk selalu berjalan lurus
Bacalah sekali lagi! Dan mulailah merenungkan namamu yang selalu agung di rahim puisi Sampai kau kembali mendengar dariku ucapan-ucapan, Yang terdengar seperti setengah doa dan setengah kutukan
Lalu ketika kamu hendak selesai membaca, Saat ketika kita telah temukan dua arah yang berbeda Bayangkan sekali lagi semua peristiwa lampau Dan wajah-wajah yang penuh amarah dariku, Dan ucapan cacian yang tak henti dari bibirku, Datang sebagai akibat dari sebab semua itu
Sampai di sini, Kau berhak pulang dan merayakan semua ini Biarkan aku di sini untuk terus mencari selaksa cinta dan mimpi-mimpi yang hilang dalam diri Selamat merawat kebahagianmu dan sampai bertemu kembali sebagai dua insan yang dulu, mungkin saling mencintai